PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Resume :
20
Gelombang : 23
Tanggal :
02 Maret 2022
Tema :
Menguak Dapur Penerbit Mayor
Narasumber : Edi S. Mulyanta
Moderator : Mulyadi
Assalamu’alaikum Wr Wb
Bertemu lagi di kelas
belajar pada pertemuan ke-20, dimana pada pertemuan ke-20 menjadi salah satu
syarat pertama dalam untuk mengembangkan menjadi buku solo. Narasumber hari ini
akan menghadirkan bapak Edi S. Mulyanta.
Sebagai narasumber dari Penerbit ANDI Yogyakarta. Beliau bekerja di Penerbit
Andi sejak tahun 2002. Berbagai jabatan telah disandang, mulai dari staff
Litbang sampai posisi publishing consultant & e-book development, hingga
saat ini.
Menguak
dapur penerbit mayor
Pak
Edi
sudah hampir 20 tahun mengelola penerbitan buku, awalnya beliau adalah penulis
buku mandiri yang hidupnya full dari menulis buku. Kemudian dipercaya untuk
mengelola penerbitan buku di Yogyakarta.
Istilah penerbit mayor
sebenarnya mengacu pada jumlah produksi buku yang dihasilkan dalam satu tahun.
Penerbit dengan jumlah terbitan di atas 200 judul per tahun dianggap sebagai
penerbit skala mayor.
Tahun 2019 merupakan
tahun yang paling berat dalam dunia penerbitan buku, karena perubahan teknologi
betul-betul seperti bayang-bayang kelam yang dapat melahap dunia penerbitan
buku di Indonesia bahkan di dunia. Runtuhnya dunia surat kabar, merupakan
pukulan telak bagi dunia cetak, dan informasi berupa cetakan. Dunia penerbitan
yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan
memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. Undang-undang
no 3 th 2017 tentang sistem perbukuan, telah memberikan isyarat yang tegas akan
hadirnya format media digital yang telah diberikan keleluasaan untuk secara
bertahan menggantikan dunia cetak. Dipertegas lagi dengan keluarnya Peraturan
Pemerintah no 75 yang keluar pada tahun 2019, telah memberikan petunjuk secara
tegas untuk memberikan arah ke dunia digital di penerbitan.
Secara garis besar posisi penerbit, jadi yang di dapat penulis selain royalty (koin) juga poin untuk jenjang akademik. |
Jenis buku yang dapat di tulis |
Penerbit-penerbit
menggunakan arah peraturan pemerintah ini dalam menjalankan roda usahanya.
Perkembangan Merdeka
Belajar dan Kampus Merdeka, menuntu penerbit-penerbit untuk berlomba-lomba
menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar. Sehingga peluang untuk dapat terbit
menjadi semakin menarik.
Penerbit-penerbit saat ini semakin semangat untuk dapat mengisi peluang tersebut, kendala utama adalah mencari penulis dengan tema yang marketable. Apabila dipetakan, antara kualitas dan besar market akan terlihat peluang yang menarik untuk mengisi tema-tema buku yang menarik penerbit.
Ada 4 kuadran yang digunakan oleh penerbit dalam menentukan buku tersebut layak terbit atau tidak di dasarkan pada keilmiahan dan besar market.
Kuadran yang menarik
bagi penerbit adalah buku yang punya market besar, dan tentunya diimbangi dengan
kualitas yang ideal walaupun cukup sulit mencari kuadran buku yang ideal.
Kendala utama untuk
terbit adalah keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit akhirnya
memberikan syarat-syarat dan saringan untuk dapat mendapatkan naskah yang
mendukung industrialisasi buku tetap berjalan.
Penerbit biasanya akan
melakukan scouting, atau pencarian tema dan penulis, dan tentunya bekerjasama
dengan team riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat diserap
pasar. Penerbit, tidak dapat mengesampingkan data pasar buku di Indonesia,
sehingga data pemasaran ini sangat penting untuk memberikan arah haluan ke mana
produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut.
Team riset pemasaran akan memberikan data awal kemana outlet yang menguntungkan, meskipun saat ini masih dalam situasi pandemi.
Tulislah perencanaan naskah untuk ditawarkan ke penerbit dengan cara ATM yang sangat popular, Amati, Tiru, dan Modifikasi.
Siapa
yang membiayai penerbitan sebuah buku?
Penerbit mayor biasanya
mempunyai dana untuk memilih terbitan buku yang menjadi sasarannya, sehingga
semua biaya produksi hingga pemasaran dilakukan oleh penerbit tersebut.
Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbitnya yang membiayai. Nah karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat terbit. Karena banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penerbitnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.
Trik yang dapat digunakan dan cukup mujarab adalah menulis berbarengan dengan pembiayaan gotong royong antar penulis. Banyak plus minus nya apabila menulis keroyokan, terutama angka kredit yang kecil karena dibagi beberapa penulis. Banyak penerbit-penerbit saat ini menawarkan layanan hal tersebut.
Konsentrasi penulis adalah di Materi yang
otentik, dan unik.
Penerbit akan membantu dalam hal
Pembahasaan dan Penyajian.
Penerbit adalah lembaga
yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan bukunya sesuai
dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam
menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan
penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke
pembaca.
Komentar
Posting Komentar