PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Resume
: 13
Gelombang
: 23
Tanggal : 14 Februari 2022
Tema
:
Proofeding Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Susanto, S.Pd
Moderator
: Muliadi
Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillah... Bertemu kembali pada kelas belajar, sempat tertinggal di pertemuan ke-12 karena kondisi sedang kurang sehat. InsyaAllah, resume ke-12 menyusul setelah membuat resume malam ini.
Malam ini dengan segala kekurangan, Alhamdulillah dengan penuh semangat saya membuat resume. Beberapa hari tidak menulis, ada rasa yang kurang dalam diri. Ternyata mengikuti kelas belajar mempengaruhi kebiasaan malam saya, satu perubahan positif bertambah lagi.
Tidak hanya tubuh yang kurang sehat, ternyata laptop pun ikut serta tidak mendukung malam ini. Pilihan terakhir saya adalah menggunakan android dalam membuat resume agar tidak tertinggal.
Kelas belajar sudah mulai ramai, acara sudah dibuka dengan sambutan hangat oleh moderator malam ini yaitu Pak Muliadi, beliau adalah alumni belajar menulis angkatan ke-19. Pak Muliadi berasal dari Tolitoli, Sulawesi Tengah, beliau mengajar di SMK Negeri 1 Tolitoli.
Sebelum beranjak pada pemaparan materi alangkah indahnya berkenalan terlebih dahulu dengan narasumber malam ini, beliau adalah Bapak Susanto, S.Pd, nama sapaan beliau adalah Pak D.
Pak D adalah guru kelas sekolah dasar, beliau berasal dari Tugumulyo, kabupaten Musi Rawas, Sumsel. Pak D awal membuat blog pada tahun 2009 dan benar-benar ngeblog sejak pandemi Covid-19, beliau pun alumni dari kelas benar angkatan ke-15.
Tema yang diangkat oleh Pak D malam ini adalah "Profreading Sebelum Menerbitkan Tulisan" agar lebih paham lagi, sambil menyimak sambil membuat resume.
Sebagai orang awam saya baru dengar istilah Profreading, ternyata Profreading sangat penting dalam penulisan. Terutama bagi mereka yang akan menerbitkan buku, majalah, artikel, dan lainnya.
1. Pengertian Profreading
Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.
Contoh:
Kalimat yang dikutip:
"Hmm...aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kiat-kiat dari Pak Mazmo." Kata Cici.
Diperbaiki:
"Hmm ... aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kiat-kiat dari Pak Mazmo," kata Cici.
Tanda Elipsis/Titik Tiga (...) dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan, biasanya untuk memberikan jeda pada dialog.
Menurut PUEBI tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
Mengapa kata "kata" ditulis dengan huruf kecil? Hal ini berkaitan dengan aturan penulisan "dialog tag". Untuk ini mazmo sangat ekspert dan mungkin sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
Jadi, dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan.
2. Perbedaan Editing dan Profreading
Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.
Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.
3. Tugas Seorang Profreader
Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.
Ia harus dapat mengenali:
- Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak
- Susunannya sudah tepat atau belum
- Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak
Jadi, tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.
4. Mengapa harus melakukan proofreading?
Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak terlewatkan. Terutama bagi orang yang ingin menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas, termasuk juga dengan blog.
Seorang proofreader akan membantu Anda untuk mengoreksi apakah ada kesalahan dalam tulisan. Bisa saja tulisan tersebut dikoreksi oleh si penulis tersebut, dengan catatan apa yang sudah ia tulis sudah selesai.
Sering terjadi, ketika "sedang" menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tidak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya.
Pada akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki.
Oleh karena itu, proofreading penting dilakukan, sebelum tulisan diterbitkan.
Proofreader (meskipun dilakukan oleh penulis) bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara objektif.
Oleh karenanya, proofreader bertindaklah sebagai seorang “pembaca”.
5. Posisikan diri sebagai "CALON PEMBACA"
Langkah Pertama:
Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
Langkah Kedua
Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
Langkah Ketiga
Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
Langkah Keempat
1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi nama dan ketentuannya
4. Perhatikan judul bab dan penomorannya
Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata.
Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.
6. Cara mudah melakukan proofreding terutama pada typo
Berikut link yang pernah diajarkan oleh Ibu Rita
https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo
Inti sari dari pembahasan malam ini adalah, menjadi seorang penulis harus dapat memperhatikan tulisan yang akan dibaca oleh khalayak umum, sehingga pembaca dapat memahami apa yang ditulis.
Jangan terlalu ingin merasa sempurna dalam tulisan sehingga menghilangkan kreativitas sendiri, dan sebagai seorang penulis dapat menajdi seorang Profreading sekaligus dengan syarat utama tulisan yang ingin dikoreksi sudah selesai.
Sekian pembahasan materi malam ini yang disampaikan oleh Pak D, terima kasih atas ilmunya, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Mantap resumenya lengkap dan apik.
BalasHapusMantap resumenya Bu..
BalasHapusSalam Blogger...
Salam sehat ibu, tetap semangat
BalasHapusBagus bunda resumenya...saya suka...👍👍
BalasHapusCakep bu..sudh melaju to be proffreading...semangat...👍👍🤩
BalasHapusbagus bu tulisannya. semoga sehat selalu bu sehingga karyanya makin mantap...
BalasHapusLengkap resumenya... Semangat bersama-sama ya bu
BalasHapusMuanteppppp kawan...
BalasHapusLengkap, mantap resumnya
BalasHapusKeren sekali ...
BalasHapusTerima kasih Ibu untuk informasinya semangat dan sukses ya Bu
BalasHapusHadir. Lanjut terus untuk naskah buku solo.
BalasHapus