PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI
Resume : 15
Gelombang : 23
Tanggal : 18 Februari 2022
Tema : Konsep Buku Non Fiksi
Narasumber : Musiin, M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf
Assalamu’alaikum Wr Wb
Sedikit bercerita sebelum memasuki pada pemaparan materi, kejadian tadi pagi.
Drama anak-anak2 ku RK (Rasyid, Khanza) dipagi hari, saat ibunya masih dirumah anak-anak masih santai dengan maenannya, masih fokus dengan tv film kesukaannya. Saat disuruh makan tidak menggubris ucapan ibunya, padahal nasi dan lauk pauk sudah di jadikan satu piring.
Saat ibunya mendapat telepon dari temannya, anak-anak seketika menghampiri.
"Iya Bu, saya siap-siap kesekolah sekarang"
Seminggu ini sekolah di tutup, KBM beralih menjadi daring lagi. Karena sebagian siswa dan guru di dapati positif setelah dilakukan Swab dan PCR.
Mereka mulai merengek ketika ibunya mulai mengganti baju dan berias.
"Umma, ayo makan. Suapin Umma" ujar Khanza yang sudah beranjak 2 tahun 2 bulan, namun bicaranya udah lancar dan ceriwis banget.
"Tadi disuruh makan sama Umma gak mau, nanti disupin sama bibi ya"
Bibi panggilan anak-anak terhadap adikku
"Mau suapin Umma"
"Kalau mau disuapin, tunggu Umma pulang. Umma kesekolah cuma sebentar buat tanda tangan"
"Umma, ayo makan" dengan nada merengek
Tidak lama Rasyid datang (biasa dipanggil Abang, nama kesayangan. Rasyid pun mulai merengek ketika melihat ibunya sudah rapih
"Umma ayo makan" rengeknya
"Nanti disuapin sama bibi nur ya"
"Gak mau" teriaknya sambil merengek
Kebiasaan anak-anak saat ibunya mau berangkat, ada aja dramanya. Setiap pagi berangkat sekolah pun sama, jika salah satu diantara mereka pagi-pagi sudah bangun, saat ibunya ingin berangkat pasti ada aja tingkahnya.
Ibu-ibu yang lain pasti memiliki cerita yang sama ketika anak-anak masih balita, saat ingin berangkat kerja dan anak-anak sudah on/bangun pasti ada saja dramanya. Karena begitu pula kejadian teman saya, saat ingin meninggalkan anaknya untuk kerja..
Saat ibunya pamit berangkat dan mulai keluar rumah, tangis mereka pecah "Umma" memanggil ibunya sambil nangis. Luar biasa, suara tangisnya terdengar sampai ke ujung pintu gerbang belakang sekolah. Karena jarak sekolah dan rumah hanya beberapa langkah dan setiap berangkat sekolah lewat pintu belakang.
Pagi hari saat berangkat kesekolah diiringi dengan rintik hujan, tibanya disekolah hujan semakin deras.
Waktu bergulir, setiap harinya, setiap waktu, penuh cerita. Cerita bersama anak-anak, bersama suami, dan bersama saudara.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suara adzan Maghrib pun sudah berkumandang, biasanya selesai sholat Maghrib grup kelas belajar sudah ramai. Tumben, sekitar pukul 18.55 belum ramai. Saya taruh lagi hape, saat melihat jam di hp sudah pukul 19.05 belum ada sambutan pembukaan materi.
Tidak lama kemudian, Bu Ros mulai membuka kegiatan hari ini. Moderator hari ini adalah Pak Dail, berhubung Pak Dail masih dalam perjalanan maka dibantu oleh Bu Ros.
Sebelum masuk pada pemaparan materi, alangkah indahnya mengenal terlebih dulu narasumber malam ini beliau adalah Bu Musiin, M.Pd biasa dipanggil Bu Iin. Bu Iin kelahiran dari kota Tahu Takwa Kediri, beliau adalah seorang guru bahas inggris dan mengajar di SMPN 1 Tarokan Kediri sejak tahun 1998.
Bu Iin, memiliki hobi membaca buku, menulis, traveling, dan memasak. Selain mengajar Bu Iin juga founder organisasi swadaya masyarakat YAPSI, Bu Iin memiliki 7 karya buku dan 2 buku editor.
Bu Iin alumni kelas belajar Om Jay yang ke 8, ternyata para narasumber kelas belajar para murid Om Jay. Dari awal gabung pun saya merasa bangga, bertemu dengan orang-orang hebat, penulis-penulis hebat, setiap tema yang dibahas menjadi ilmu baru bagi saya, dan tidak lain salah satunya saya memiliki beberapa tulisan di blog saya yang insyaallah bermanfaat.
"Do what you love and love what you do" ujar Bu Iin
Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.
Pembahasan malam ini buku nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Pola yang saya pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.
Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan
Langkah Pertama
Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
- Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal ;
2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal, nonformal, atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan
- Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka berikut yang sudah Bu Iin ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital
BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62
- Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis
Langkah kedua
Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
Langkah ketiga
Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah
Langkah keempat
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma
Hambatan-hambatan dalam menulis
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis
Cara mengatasi:
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak)
Waktu terasa singkat, tidak terasa sudah sampai di penghujung acara. Closing statement dari Bu Iin malam ini:
Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang.
Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar.
Bapak Ibu kesempatan menulis dengan Prof Eko tidak akan datang 2 kali. Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang. Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar
Mari kita menjadi PEMENANG DAN MENGUKIR NAMA KITA SEBAGAI BAGIAN DARI SEJARAH PERADABAN MANUSIA.
Buku menjadi bagian terpenting seiring terus berkembangnya sains dan teknologi pada zaman sekarang. Dengan membaca buku, seseorang bisa mengetahui apa saja yang ada di penjuru dunia, hal tersebut membuat buku sering disebut sebagai jendela dunia.
Ilmu konsep buku non fiksi sudah di dapat, saya pun masih punya hutang pada Prof. Eko mengenai tantangan Februari Romantis, semoga Allah permudah.
Kalau kita membaca buku yang sama dengan yang dibaca orang lain, kita cuma bisa berpikir seperti orang lain - Haruki Murakami
Resume yang lengkap dan apik Bunda. Keren...
BalasHapusSelamat berliterasi
BalasHapusMantap, semangat terus dan semoga dimudahkan untuk terus menulis
BalasHapusTrus berkarya Bu
BalasHapusSalam Blogger
Swmoga jadi pemenang
BalasHapusBisa dikembangkan tulisannya dengan gaya fiksi nih bu. Seperti Pak Mazmo.
BalasHapus